-
Ingin Berhenti Menyukai Seseorang [Boleh bantu hibur aku?]
Halo semuanya.
Sebelumnya aku mau menyapa dulu. Halo coach @joseaditya , @irvan , teman-teman Trulav, dan teman-teman LavSquad. Terima kasih sudah ada platform seperti ini, aku jadi bisa curhat kapan aja dan dimana aja (termasuk saat ini juga haha), dan aku percaya aku bisa direspon dengan baik supaya aku lebih percaya diri dalam mengambil keputusan.
Untuk mba @astridelvaretta , karena aku lihat mba cukup aktif menjawab curhatan member, jadi aku berharap mba juga bisa memberikan insight yang mungkin luput dari pengamatanku selama ini. Dan aku juga lebih senang lagi jika ada teman-teman lain yang bisa kasih insight yang membuatku merasa lebih baik dan tidak membuat aku merasa sendirian. Aku sedang dalam kondisi bad mood dan agak kurang waras, jadi aku belajar menceritakan cerita terbaik yang bisa aku sampaikan tentang apa yang aku alami sekarang.
Jadi begini, aku lagi deket sama cowok hampir setahun terakhir. Proses pdkt aku sama dia bisa dibilang maju mundur cantik, ada progress tapi lama banget. Salah satu kekurangan yang sangat menganggu aku sampe detik ini adalah dia tidak memprioritaskan aku sebagai teman dekat dia. Kenapa aku sangat needy untuk masalah ini? Karena aku sudah punya ekspektasi yang lumayan tinggi terhadap dia. Dalam bayanganku, ketika kami sudah cukup sering komunikasi (by chat/gmeet), punya project bareng yang dilakukan bersama hampir setiap minggu, sering berbagi cerita satu sama lain, namun intensitas kami bertemu itu jarang (menurutku) untuk ukuran dua orang yang sering berkabar. Itu sangat mengangguku karena aku ingin hubungan ini bisa dibawa ke fase advanced. Hampir setahun ini saja, kami bertemu offline hanya sekitar 6 kali, 4 kali ngomongin kerjaan dan project dan 2 kali semi ngedate (dinner bareng).
Dia sudah memenuhi kriteria generalku, tapi kekurangan dia yang lumayan menonjol adalah dia jarang inisiatif untuk bertemu offline. Dia selalu mengutamakan ketemu sama teman2nya atau agenda lain sehingga aku sering mempertanyakan kedekatan kami ini apa. Aku sering bertanya pertanyaan2 indirect (bukan kode) yang menjurus ke arah hubungan, jawaban dia kurang memuaskan, dia masih lebih banyak membicarakan kegiatan dia sehari-hari dan prioritas dia di kerjaan. Aku jadi sering menyalahkan diri jika aku tidak berhasil mewujudkan situasi yang aku inginkan, rasanya seperti aku hanya teman selingan dia aja secara online. Dia suka ngetag aku di sosmed, macam menunjukkan kedekatan kami, tapi ya realitanya sih ya kami jarang ketemu, aku jadi ngerasa aku semacam konten onlinenya dia aja haha, pokonya banyak suuzon deh. Tapi lucunya, setiap aku ngobrol sama dia, via gneet misalnya, aku gabisa kesel, ya ngalir aja ngobrol seneng, tp udahnya ya kecewa lagi kayak mikir (gitu doang nih).
Aku udah lakuin semua tips yang ada di course Trulav ini, aku baca Seni Mendekati Pria, aku baca bahasa Pria juga, 90 hari bertemu pria tepat, somehow berhasil, memang bikin dia makin deket sama aku, tapi khusus yang menumbuhkan inisiatif ini yang minus banget. Aku musti peka sama status dia dulu, aku komen tuh statusnya, baru deh kami bisa ketemuan, itupun kalo jadwal dia cocok, karena sering banyak urusan dia tuh. Harus dari aku yg memang diniatin ngajak dia yg memang aku pengen ketemu (pdhl sekali-kali kan aku pengen dibutuhin buat dicariin haha, maaf kalo childish banget). Disatu sisi, kadang aku males kalo aku mulu yg inisiatif, takut jadi cewek yg energi maskulinnya jadi copying mechanism karena pengen nge-lead dia memenuhi apa yg aku mau. Aku pengen dia sadar sendiri kehadiran aku di hidupnya.
So, pertanyaan aku sekarang adalah, worth it ga ya mempertahankan cowok kayak gini? Karena sejauh ini, cuma sifat dia ini aja yg bikin aku ngejauh sama dia secara sadar, dan biasanya aku suka nyariin juga dengan sadar ketika aku butuh ngobrol sama dia, tapi ya disatu sisi aku capek dengan siklus begini. Sekarang aku sedang bertekad buat beneer2 ngejauh sih, sebisa mungkin aku ga kepo postingannya lagi, aku kurangin kepedulian aku sama dia, aku udah mulai main dating apps juga biar ga kepikiran dia mulu. Menurut teman2 apa insight yang terlewatkan dari aku? Apakah menghilang adalah salah satu cara efektif untuk “dicariin”? Dan berapa lama waktu yang mungkin bisa dijadikan patokan untuk berkata “oke sudah cukup, mungkin dia bukan pria tepat, neext”, karena sampai detik ini masih sulit bilang next sama dia. How to let it go peacefully?
Maaf sekali curhatnya panjang lebar. Terima kasih bagi yang sudah mau membaca dan (syukur2) menanggapi :”)
Log in to reply.